Registration of Interfaith Marriages According to Positive Law in Indonesia (Analysis of North Jakarta District Court Decision 423/PDT.P/2023/PN JKT.UTR)
DOI:
https://doi.org/10.35335/legal.v13i4.1115Keywords:
Marriage Registration, Interfaith Marriages, North Jakarta Pn Decision 423/Pdt.P/2023/Pn Jkt.UtrAbstract
The practice of marriage according to positive law in Indonesia is regulated by Law Number 1 of 1974 concerning Marriage. Marriage registration at a civil registry office or agency appointed by the government ensures the validity of marriage law and provides the necessary basis for obtaining rights and fulfilling the obligations attached to marital status. Interfaith marriages in Indonesia are not regulated by Law Number 1 of 1974 concerning marriage, this becomes complex because of differences in religious beliefs between the couples who are getting married. One of the cases of a married couple with the initials JEA and SW (which was recorded in the JAKARTA UTARA PN DECISION 423/PDT.P/2023/PN JKT.UTR) faced obstacles when they wanted to register their marriage at the Population and Civil Registry Sub-Department Office (Sudin Disdukcapil) Central Jakarta. The type of research used in this research is normative juridical research. that children resulting from marriages of different religions are illegitimate or illegitimate children. The author fully agrees that the need for additional legal processes, in the form of court decisions, for civil registration of interfaith marriages, is an essential step
Downloads
References
Anwar, S. (2021). Hak Dan Kewajiban Suami Istri Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974:-. Al Kamal, 1(1), 88–98.
Bachdin, A. H. (2023). TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS ATAS HUBUNGAN RUMAH TANGGA BEDA AGAMA PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KUA TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGAR. IAIN MANADO.
Buana, M. G. (n.d.). IMPLEMENTASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DALAM UPAYA REFORASI BIROKRASI DI KUA. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Cahyani, T. D. (2020). Hukum Perkawinan (Vol. 1). UMMPress.
Febrianti, T. (2020). Bimbingan Pra Nikah Bagi Pasangan Calon Pengantin Sebagai Upaya Membangun Keluarga Sakinah Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif ….
Fuad, Z. (2023). Kesetaraan Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Pernikahan Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik). Institut PTIQ Jakarta.
Harahap, K. A. (2019). Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dan Hukum Islam Mengenai Poligami: Sebuah Kajian Perbandingan. Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi, 89–105.
INNASH, A. R. R. (2024). REKONSTRUKSI REGULASI PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK LUAR KAWIN TANPA AKTA NIKAH BERDASARKAN NILAI KEADILAN ISLAM. Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Munib, A. (2022). Kompilasi Tujuan Perkawinan dalam Hukum Positif, Hukum Adat, dan Hukum Islam. VOICE JUSTISIA: Jurnal Hukum Dan Keadilan, 6(2), 36–48.
Nurani, S. M. (2021). Relasi Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Analitis Relevansi Hak Dan Kewajiban Suami Istri Berdasarkan Tafsir Ahkam Dan Hadits Ahkam). Al-Syakhsiyyah: Journal of Law & Family Studies, 3(1), 98–116.
Nurcholish, A. (2014). Pernikahan Beda Agama dan Jaminan Kebebasan Beragama di Indonesia. Jurnal Hak Asasi Manusia, 11(11), 165–220.
Pratitis, S. A., & Rehulina, R. (2023). Keabsahan Perjanjian Pra Nikah dan Akibat Hukumnya Ditinjau dari Perspektif Hukum. Jurnal Hukum, Politik Dan Ilmu Sosial, 2(2), 56–73.
Purwoto, A., Baihaqi, A., Hartini, S. I., Pabassing, Y., Nur, S., Azizah, N., … Ahmad, D. N. F. (2023). Hukum Perdata Islam Indonesia. Global Eksekutif Teknologi.
Putri, E. A. (2021). Keabsahan Perkawinan Berdasarkan Perspektif Hukum Positif di Indonesia. Krtha Bhayangkara, 15(1).
Rizal, S. (2020). Persepsi Dan Respon Mahasiswa Universitas Prima Indonesia Mengenai Pernikahan Wanita Hamil Luar Nikah Di Era Millenials. Diktum: Jurnal Syariah Dan Hukum, 18(1), 90–101.
Sadana, P. G. S. D., Mahendrawati, N. L. M., & Arthanaya, I. W. (2022). Kajian Yuridis Terhadap Perubahan Nama pada Seseorang di Kabupaten Badung. Jurnal Preferensi Hukum, 3(1), 155–160.
Siregar, R. A. (2023). Pencatatan perkawinan ditinjau menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2019 tentang pencatatan perkawinan (studi kasus KUA Kecamatan di lingkungan Kabupaten Tapanuli Selatan). UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.
Siswadi, I., Supriadi, S., & Mario, M. (2022). Kawin beda agama dalam hukum perkawinan Indonesia prespektif HAM. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(12), 5823–5829.
Subekti, T. (2010). Sahnya Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Ditinjau Dari Hukum Perjanjian. Jurnal Dinamika Hukum, 10(3), 329–338.
Suhartono, N., & Billah, A. (2024). PENDAPAT TOKOH NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH PROBOLINGGO TENTANG KUA SEBAGAI TEMPAT PERNIKAHAN SEMUA AGAMA. USRAH: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 5(1), 108–118.
Widiyanto, H. (2020). Konsep pernikahan dalam Islam (Studi fenomenologis penundaan pernikahan di masa pandemi). Jurnal Islam Nusantara, 4(1), 103–110.
Wijayanto, E. (2023). Konvergensi Politik Hukum, Hak Asasi Manusia Dan Pancasila Terhadap Perkawinan Beda Agama Di Indonesia. Wicarana, 2(1), 39–55.
Yustisi, N. (2024). PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies, 2(1), 1–14.
Zamroni, M., & SH, M. (2023). SISI HUKUM PENCATATAN PERKAWINAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN. SCOPINDO MEDIA PUSTAKA.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 LEGAL BRIEF
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.