The Division Of Gono-Gini's Property from The Credit Agreement with The Deed Under The Hand Between The Husband and Wife and The Outstanding Creditor Is Associated with The Banking Law and The Notary Office Law
Keywords:
Agreement, Credit, Gono Gini TreasureAbstract
The Banking Law does not explain the regulation regarding the form of credit agreement in the banking world, it must be made in the form of an underhand agreement or must use an authentic deed made before a notary. Meanwhile, the Notary Position Act only regulates private agreements and the authority of a notary in making authentic deeds, but does not specifically regulate credit agreements made in the form of notarial or private deeds. The purpose of this study is to analyze how the validity of private credit agreements is seen from the Banking Act and UUJN as well as arrangements for the distribution of gono-gini assets for couples who have divorced from the results of private credit agreements between husband and wife and creditors who have not been paid off. To answer the main problems in this study, the author uses a juridical - normative research method and is sourced from secondary data, with an emphasis on the use of library materials as a source of research. Based on the results of the author's research, the credit agreement under the hand can be said to be valid if the credit agreement is recognized by the customer. Because the legal force of an underhand credit agreement depends on the recognition of the parties, the party whose name and signature are included in the underhand deed. In addition, the distribution of gono-gini assets must be based on the principle of justice, which is to be divided equally between both parties.
Downloads
References
Ashadi L. Diab. (2017). “Perjanjian Kredit Pada Bank Perkreditan Rakyat.” Jurnal Al-Adl, 10(1), hlm.1.
Ashofatul Lailiyah. (2014). Urgensi Analisa 5C Pada Pemberian Kredit Perbankan Untuk Meminimalisir Risiko”, . Jurnal Yuridika: Universitas Airlangga, 219.
Aurora Mayawa. (2022). “Harta Bersama Sebagai Objek Jaminan Perjanjian Kredit Bank". Jurnal Konstruksi Hukum, 03(1), 161–162.
Avina Rismadewi. (2020). Kekuatan Hukum Dari Sebuah Akta DIbawah Tangan. Jurnal Artikel Bisnis , 1(1), 1–15.
Burhan Bungin. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam Varian Kontemporer.
Cita Astungkara, dkk. (2014). “Kekuatan Pembuktian Legalisasi dan Waarmerking Akta Dibawah Tangan Oleh Notaris. Jurnal Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, 7.
Darmabrata, W. dan A. S. S. (2016). Hukum Perkawinan dan Keluarga di Indonesia, . Jakarta: Universitas Indonesia.
Diani Ajeng Larasati, & Tony Seno Aji. (2019). Pengaruh Marketing Mox-7P terhadap Kepuasan Nasabah BRI Syariah Cabang Malang. Jurnal Ekonomi Islam , 2(3), 44.
Dina Nurkharisma, Budi Santoso, & Irma Cahyaningtyas. (2020). Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Perjanjian Dibawah Tangan yang Telah Dilegalisasi Yang Mengandung Perbuatan Melawan Hukum” . Jurnal Notarius , 13(2), 752–764.
Djumhana. (2000). Hukum Perbankan di Indonesia, . bandung: PT. Citra aditya bakti.
Febri Rahmadhani. (2020). “Kekuatan Pembuktian Akta di Bawah Tangan Waarmerking Dalam Perspektif Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.” Jurnal Recital Review, 2(2), 2–15.
H. Budi Untung. (2012). Kredit Perbankan di Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Hamzah Fatoni. (2008). Tinjauan Yuridis Perjanjian Kredit Umum di PT. Bank Jawa Tengah Cabang Rembang. Semarang.
Hermansyah. (2007). Hukum Perbankan Nasional Indonesia, . jakarta: kencana.
Hermansyah. (2008). Hukum Perbankan Nasional Indonesia (cetakan Keempat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
H.S Lumban Tobing. (2019). Peraturan Jabatan . Jakarta: Erlangga.
Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mariam Darus Badrulzaman. (2008). Perjanjian Kredit Bank, . Bandung: PT. CAitra Aditya Bakti.
Mariam Darus Badrulzaman. (1994). Aneka Hukum Bisnis, . jakarta.
Mariam Darus Baruldzaman. (1991). Bab-bab tentang Credit Verband,Gadai dan Fiducia, . bandung: PT Citra Aditya Bahkti,.
Nawaaf Abdullah, & Munsyarif Abdul Chalim. (2017). Kedudukan dan Kewenangan Notaris dalam Membuat Akta Otentik” . Jurnal Akta, 4(4), 657–658.
R. Sugondo Notodisoerjo. (1993). Hukum Notariat di Indonesia. jakarta: PT. Raja Grafindo.
Salim HS. (2006). Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding (MoU). .
Satrio. (1993). Hukum Harta Perkawinan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Soerjono Soekanto. (1986). Pengantar Penelitian Hukum. jakarta: UI Press.
Soerjono Soekanto, & Sri Mahmudji. (2002). Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat. jakarta: Raja Grafindo Persada.
subekti. (n.d.). hukum pembuktian (cetakan VII). Jakarta: PT Pradya Paramitha.
Sulystiandari. (2012). Lembaga dan Fungsi Pengawasan Perbankan di Indonesia. Jurnal MIMBAR HUKUM, 24(2), 221–235.
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. , Pub. L. No. Pasal 137.
Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. , Pub. L. No. Pasal 167.
Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, Pasal 37.
Whenahyu Teguh Puspa. (2016). Tanggungjawab Notaris Terhadap Kebenaran Akta Dibawah Tangan Yang Dilegalisasi Oleh Notaris. Jurnal Repertorium, 3(2), 20.