Legal Analysis Of Siri Marriage Registration In The Family Card In The Directorate General Of Population And Civil Registration (Dukcapil)
DOI:
https://doi.org/10.35335/legal.v11i4.464Keywords:
Siri Marriage, Family Card, Legal ProtectionAbstract
Some people still carry out the practice of marriages that are not officially registered before the Marriage Registrar (PPN) and the Office of Religious Affairs (KUA) which are known as “sirri” marriages and some call them religious marriages or underhanded marriages. However, at this time through the Directorate General of Occupation and Civil Registry (DUKCAPIL) it is possible to issue Family Cards (KK) for unregistered married couples with a special mark because of the spirit of providing legal protection to citizens. Based on the issues raised above, the issue related to the juridical implications of the issuance of Family Cards for unregistered married couples becomes interesting to study. Especially in the perspective of legal harmonization between the Marriage Law and the Minister of Home Affairs Regulation. The purpose of this study was to analyze the juridical implications of registering unregistered marriages in family cards (KK) in DUKCAPIL. This type of research falls into the category of normative legal research, because it examines and analyzes normatively regulations related to legal implications as a consequence of the issuance of KK.
Downloads
References
Book
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2006).
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Penerbit Toko Gunung Agung, Jakarta, 2002.
Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. Ke IV, 2000).
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia : Antara Fiqh Munakahat dan
Amir Syarifudin, Garis-garis Besar Fiqh, Prenada Media, Jakarta.
Amirul Nurdin, Azhari Akmal Targian, Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta: PT. Kasrina Putra Utama, 2004).
Aulawi Wasit, Pernikahan Harus Melibatkan Masyarakat, Mimbar Hukum.No.28.1996
Boedi Abdullah Dan Beni Ahmad Saebani, 2013, Perkawinan & Perceraian Keluarga Muslim, Bandung, Pustaka Setia.
Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami Dan Memahami Hukum, Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2010.
Dr.H. Saifudin Zuhri, Sanksi Pidana Bagi Pelaku Nikah Siri Dan Kumpul Kebo, semarang:CV.Bima Sejati,2013.
Hadikusuma Hilman, 2007, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama, Bandung, Mandar Maju.
K.Ng. Soebaktu Poesponoto, Hukum Adat, Terjemah dari Ter Haar, Begibselen en srelsel van Adatrecht, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1953).
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Kencana Pranada Media.
Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Di Indonesia, Surabaya, PT Bina Ilmu.
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an :Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat, (Cet. VIII; Jakarta:Mizan, 1998).
Soemiyati, 1999, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang Perkawinan (Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan), Yogyakarta, Liberty.
Sudikno Mertokusumo, 1988, Mengenal Hukum (suatu Pengantar), Yogyakarta, liberty.
Legislation
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2019 Tettang DUKCAPIL.
Other Ingredients
Bagir Manan, “Keabsahan dan syarat-syarat Perkawinan Antar Orang Islam menurut UU No.1 Tahun 1974”, Makalah Seminar Nasional disampaikan di Hotel Redtop, Sabtu, 1 Agustus 2009.
Ketika Kalla menyampaikan Fatwa, dalam Majalah Suara Rahima: Media Islam Untuk Hak-Hak Perempuan, No.13 Th. VI Agustus 2006.
Handini, W. P. (2019). Hak Konstitusional Anak Di Luar Perkawinan Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. Jurnal Legislasi Indonesia, 16(1), 107-116.
Lamaluta, D. (2013). Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi. LEX ET SOCIETATIS, 1(3).
Mansari, M. M., Mahmuddin, M. M., & Rizkal, R. R. (2018). Pencatatan Kelahiran Online: Model Pelayanan Dalam Rangka Mewujudkan Good Governance. Al-Ijtimai: International Journal of Government and Social Science, 3(2), 145-157
Mansari, M., & Maulana, R. (2018). Kepastian hukum terhadap pengasuhan anak mumayiz pasca perceraian. Jurnal Yudisial, 11(1), 55-74. Mansari, M., & Moriyanti, M. (2019). Sensitivitas Hakim Terhadap Perlindungan Nafkah Isteri Pasca Perceraian. Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 5(1), 43-58.
Oelangan, M. D. (2013). Isbat Nikah Dalam Hukum Islam Dan PerundangUndangan Di Indonesia. Pranata Hukum, 8(2).
Syam, T, R. (2020). Pencatatan Perkawinan dan Problematika Isbat Nikah Poliandri Serta Akibat Hukumnya Terhadap Anak, Yogyakarta: UII Press.
Waluyadi. (2009). Hukum Perlindungan Anak, cet. 1, Bandung: Mandar Maju