Legal Review Regarding Appointment of Ambassador in Indonesia Based on Gender Equality
DOI:
https://doi.org/10.35335/legal.v12i1.765Keywords:
Ambassador, Appointment, Equality, Gender, PresidentAbstract
The purpose of conducting this research is to find out how the position of the President in Indonesia is and the mechanism for appointing Ambassadors of the Republic of Indonesia, where the majority still appoint men only. For this reason, it is appropriate for women's groups so that gender equality occurs. This type of research is normative with a statutory and conceptual approach. While the specification of the research is analytical descriptive, namely explaining the problem according to the research title. Primary data is in the form of the 1945 Constitution and secondary material is in the form of books, journals, electronic news, laws and regulations and legal expert opinions as well as writings related to research titles. The President in appointing the Indonesian Ambassador must pay attention to the considerations of the People's Representative Council. The position of the President in Indonesia and the mechanism for appointing the Ambassador of the Republic of Indonesia based on gender equality with the consideration of the DPR is very necessary in the interest of cooperation between countries. Therefore, it is suggested that the government be more assertive and clarify the provisions governing the position and accountability mechanism of a president as the head of state in appointing an Indonesian Ambassador in accordance with the system of government adopted by the Indonesian state which provides equal opportunities to all prospective ambassadors, both male and female, serve in any area regardless of the conditions. And it is necessary to hold a procedure for appointing an Indonesian Ambassador to ensure transparency over the prospective Ambassadors who are placed to have sufficient capacity and capability to realize the national interests of all Indonesian people regardless of gender while on duty and work regardless of the territory occupied.
Downloads
References
Adhayanto, O. (2011). Eksistensi Hak Prerogatif Presiden Pasca Amandemen UUD 1945. Jurnal Fisip Umrah, 2(2), 163.
Andryan. (2020). Lembaga Kepresidenan?: Sejarah dan Dinamika dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Setara Press.
Arinanto, S. (2018). Hak Asasi Manusia dalm Transisi Politik di Indonesia. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Asmawi. (2014). Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah Lembaga Legislatif Daerah. Cita Hukum, 2(1), 1–24. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/citahukum
Aziz, A. (2013). Kewenangan Presiden Dalam Pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Universitas Andalas.
Baital, B. (2014). Pertanggungjawaban Penggunanan Hak Prerogatif Presiden Dibidang Yudikatif Dalam Menjamin Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman. Jurnal Cita Hukum, 1(1), 24.
Dela, C. (2022). PERGESERAN KEKUASAAN PRESIDEN DIBIDANG YUDISIAL SETELAH AMANDEMEN UUD 1945. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Fauzi, S. I. (2021). POLITIK HUKUM PEMBERIAN GRASI, AMNESTI DAN ABOLISISEBAGAI KONSEKUENSI LOGIS HAK PREROGATIF. Jurnal Hukum & Pembangunan, 51(3), 621-636. https://doi.org/10.21143/jhp.vol51.no3.3126
Hartono, N. M. (2017). KLASIFIKASI JABATAN DALAM KELEMBAGAAN NEGARA: PERMASALAHAN KATEGORI PEJABAT NEGARA (CLASSIFICATION OF OCCUPIED POSITIONS IN THE STATE OFFICIALS)." Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan dan Kesejahteraan 7.2 (2017): 145-166. Negara Hukum: Membangun Hukum Untuk Keadilan Dan Kesejahteraan, 2, 145–166.
Himawan, H. R. (2015). Peran DPR dalam hal pengangkatan duta besar sebelum sesudah amandemen Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH.
Indonesia, R. (1945). UUD Negara RI Tahun 1945. https://www.mkri.id/index.php?page=web.PeraturanPIH&id=1&menu=6&status=1
Indonesia, R. (1999). TAP MPR No.IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Issue November).
Indonesia, R. (2014). Peraturan DPR RI No.1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib.
Indonesia, R. (2017). Undang-Undang No.17 Tahun 2014 tentang Susunan dan Kedudukan anggota MPR, DPR, DPD, dan DPRD, Sekretarian Negara. SEKRETARIAT NEGARA RI.
Johansyah. (2018). Hak Prerogatif Presiden Menurut UUD 1945. Jurnal Hukum, 16(2).
Manan, B. (2003). Lembaga Kepresidenan. Yogyakarta. UII Pers.
Mariana, I. (2021). Peran DPR dalam Pengangkatan Duta Besar Setelah Amandemen UUD 1945. Jurnal TahqiqaJurnal Tahqiqa, 15(1), 1–23.
Prajuli, W. A. (2022). Pola Pengangkatan Duta Besar di Indonesia Masih Bias Gender. Https://Ppijerman.Org. https://ppijerman.org/pola-pengangkatan-duta-besar-di-indonesia-masih-bias-gender/
Putra, A. A., & Rahmi, N. (2021). Otoritas Presiden dalam Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Tinjauan Fiqh Siyasah Dusturiyyah dan Hukum Positif)." Jurnal Integrasi Ilmu Syariah (Jisrah) 2.2 (2021): 69-80. Jurnal Integrasi Ilmu Syariah (Jisrah), 2(2), 69–80.
Rafiudin, R. (2022). (2022). Hak Imunitas Anggota Legislatif Menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (Analisis Pasal 224 dan Pasal 245) (Vol. 2, Issue 8.5.2017). UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Rahadian, I. (2018). ANALISIS PENGATURAN HAK-HAK DPR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 (Studi terhadap Hak Interpelasi, Angket dan Menyatakan Pendapat Dalam Sistem Pemerintahan Pasca Amandemen UUD 1945). Universitas Islam Indonesia.
Ramadhan, M. F. (2018). POLITIK HUKUM PENYEDERHANAAN SISTEM KEPARTAIAN DI INDONESIA (Studi tentang Penetapan Parliamentary Threshold dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum). Universitas Islam Indonesia.
Regina, V. T. (2022). KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. UNIVERSITAS PASUNDAN.
Sakti, L. (2022). Implikasi Yuridis Pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dalam Pengangkatan Duta Dan Konsul Oleh Presiden. Jurnal Fundamental Justice, 51–74. https://doi.org/10.30812/fundamental.v3i1.1857
Sanusi, A. (2021). Pemikiran Politik Islam (S. H. 218 Anisah (ed.)). CV.ELSI PRO.
Siahaya, P. E., Korompis, H. A., & Aguw, Y. O. (2021). HAK PREROGATIF PRESIDEN DALAM PENGANGKATAN DUTA BESAR INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DASAR TAHUN 1945. Lex Administratum, IX(6), 138–146.
Sugiarto, A. H. (2018). Pendahuluan Peran Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) Dalam Pengangkatan Duta Besar Republik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945. Law Journal, 2(2), 153–170.
Sulkiah. (2019). Pelaksanaan Hak Prerogatif Presiden Dalam Penyusunan Kabinet Berdasarkan Pasal 17 UUD 1945 Amandemen Suatu Tinjauan Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Nurani Hukum, 2(1), 55.
Suroto, S. (2019). PRESIDEN DALAM PENGANGKATAN DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SETELAH PERUBAHAN. SPEKTRUM HUKUM, 14(2), 232–249.
Teguh Satrio, P. (2021). PELAKSANAAN HAK PREROGATIF PRESIDEN. " Dharmasisya” Jurnal Program Magister Hukum FHUI, 1(3), 29.
Yani, A. (2018). Analisis Kontruksi Struktural dan Kewenangan DPR dalam Fungsi Legislasi Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Jurnal Konstitusi, 15(2), 348. https://doi.org/10.31078/jk1526
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 LEGAL BRIEF
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
